Kamis, 14 November 2013

Pada rindu; yang setengah beku.


Bebaskan aku dari cekikan rindu ini, aku sulit mengambil nafas,
Bebaskan aku dari sepi yang sedari tadi menggelayut di pintu kamarku, aku benci bertemu dengannya, bahkan sekedar menyapanya.
Bebaskan aku dari alasan-alasan kenapa kita tak juga bertemu pada satu titik,
Bebaskan aku dari sendiri yang mengintai dari balik tirai,
Bebaskan aku dengan sekali pelukmu.

Senin melemparkanku pada nihilmu
Seperti halaman buku yang ditutup tanpa pertemuan dari dua tokoh utama
Seperti nada-nada sumbang pada lagu melankolis
Seperti remah roti yang dibiarkan berjelaga di meja teras
Dan hey, sepertinya aku sangat merindukanmu.

Aku baru tahu jika rindu bisa membuat seorang perempuan menatap keluar jendela seharian,
Berharap nanti – pada suatu menit – kau datang dari salah satu sudut itu, dengan senyummu.
Rindu seperti besi; ia akan berkarat jika kau membiarkannya begitu saja, dan akan menghilang ketika kau mulai menempanya.
Rindu juga seperti musim dingin; jika terlalu lama, kau akan gigil disana.
Rindu ini, sayang. Bahkan sudah hampir berkarat.
Bebaskan aku dari rindu ini.
Bebaskan aku dari musim dingin yang berkepanjangan dengan hangat pelukmu.
Bebaskan aku dengan pelukmu. Itu saja.

Surabaya, 14 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar